Tak Lengkap rasanya datang ke Mojokerto tanpa membawa oleh-oleh khas
untuk keluarga yang berada di rumah, apa saja oleh-oleh bagi keluarga.
ini dia:
Onde-onde Bo Liem
Onde-onde yang menjadi ciri khas kota mojokerto ini menjadi oleh-oleh wajib bagi para wisatawan yang berkunjung ke kota mojokerto. resep yang terus dipertahankan dari tahun 1929 menjadikan citarasanya tetap enak.
Onde-onde yang menjadi ciri khas kota mojokerto ini menjadi oleh-oleh wajib bagi para wisatawan yang berkunjung ke kota mojokerto. resep yang terus dipertahankan dari tahun 1929 menjadikan citarasanya tetap enak.
bo liem ada beberapa tempat yang pertama di Jl. Niaga 21 (toko pertama
bo liem) dan Jl. Empunala 43 (toko kedua). untuk rasa ada yang original,
keju, coklat. harga perkotak 25rb isi 10pcs onde onde.
Krupuk Rambak Sapi
Jangan lupa oleh-oleh yang satu ini, Krupuk Rambak Sapi khas Mojokerto. Deretan penjual krupuk rambak bisa ditemui di sepanjang Jl. Raya Bangsal (arah menuju Mojosari). Harga bervariasi dari 45-50rb untuk krupuk yang mentah. salah satu yang terkenal adalah Krupuk rambak buatan IKABA yang pernah didatangi pak Bondan
Krupuk Rambak Sapi
Jangan lupa oleh-oleh yang satu ini, Krupuk Rambak Sapi khas Mojokerto. Deretan penjual krupuk rambak bisa ditemui di sepanjang Jl. Raya Bangsal (arah menuju Mojosari). Harga bervariasi dari 45-50rb untuk krupuk yang mentah. salah satu yang terkenal adalah Krupuk rambak buatan IKABA yang pernah didatangi pak Bondan
Kaos Khas Mojokerto
Kaos yang didesain oleh Bapak Moedjito ini cocok dijadikan oleh-oleh karena desain yang unik. kaso yang berisi kritikan, plesetan hingga kalimat motivasi. Contohnya nih kalimat yang dipopulerkan Ki Hajar Dewantara ”ing ngarso sung tulodho, ing madya mbangun karso, tut wuri handayani” dipelesetkan menjadi ”ING NGARSO NGLUMPUKAKE ARTO, ING MADYA MBANGUN KUWOSO, TUT WURI MELU NITHILI
Kaos yang didesain oleh Bapak Moedjito ini cocok dijadikan oleh-oleh karena desain yang unik. kaso yang berisi kritikan, plesetan hingga kalimat motivasi. Contohnya nih kalimat yang dipopulerkan Ki Hajar Dewantara ”ing ngarso sung tulodho, ing madya mbangun karso, tut wuri handayani” dipelesetkan menjadi ”ING NGARSO NGLUMPUKAKE ARTO, ING MADYA MBANGUN KUWOSO, TUT WURI MELU NITHILI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar